Cara doa ziarah kubur ke makam orang tua – Bagi yang memiliki agama Islam, melakukan ziarah kubur merupakan rutinitas tahunan yang tidak boleh dilewatkan. Dengan mengunjungi saudara, orang tua, maupun keluarga yang telah meninggal, maka Kamu bisa mengirimkan doa untuk mereka. Berikut ini merupakan cara berdoa ketika ziarah kubur ke makam orang tua yang benar menurut agama Islam.
Di Indonesia sendiri, ziarah kubur biasanya dilakukan ketika Idul Fitri dan Ramadhan menjelang. Rutinitas tersebut terjadi setiap tahun, sehingga ketika mengujungi kuburan, banyak orang yang kemudian melakukan hal yang sama. Akan tetapi, tidak semua orang mengetahui doa dan teknis untuk berziarah, sehingga panduan ini harus Kamu perhatikan.
Tujuan Melakukan Ziarah Kubur ke Makam Orang Tua
Dalam Islam, ziarah kubur dilakukan bukan tanpa alasan, ia dilakukan untuk mengingatkan seseorang mengenai kematian yang akan hadir untuk semua orang. Ini juga merupakan cara doa ziarah kubur ke makam orang tua yang tepat untuk terus meningkatkan keimanan, karena kematian tidak datang sewaktu-waktu.
Hadir dalam ziarah kubur juga mengingatkan bahwa kematian merupakan hal yang nyata dan tidak bisa Kamu tolak. Jika Kamu melakukan ziarah kubur ke makam orang tua, maka hal tersebut merupakan adab yang baik karena menghormati orang yang sudah berpulang menghadap Tuhan.
Cara doa ziarah kubur ke makam orang tua sebenarnya cukup sederhana, Kamu bisa melakukannya sebagaimana ziarah kubur biasa ke makam orang lain. Kamu juga tidak perlu menunggu momentum tertentu, seperti Ramadhan atau Idul Fitri untuk melakukan ziarah kubur, karena sebenarnya ia bisa dilakukan kapan saja.
Rasulullah juga menganjurkan untuk melakukan ziarah kubur, karena dengan begitu manusia lebih sering mengingat akhirat. Jika seseorang banyak mengingat akhirat, tentunya mereka akan lebih bersemangat untuk melakukan kebaikan karena hal tersebut merupakan bekal yang akan membantunya di hari penghabisan.
Tata Cara Doa Ziarah Kubur Ke Makam Orang Tua
Berwudhu
Sebelum melakukan ziarah kubur, ada baiknya Kamu berwudhu terlebih dahulu. Ini dimaksudkan untuk membersihkan diri dan mensucikan niat Kamu, yang akan membuat ziarah kubur menjadi amalan kebaikan.
Mengucapkan Salam
Ketika masuk ke dalam kompleks kuburan, Kamu dianjurkan untuk mengucapkan salam. Salam tersebut juga pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad, sehingga menjadi sunnah apabila Kamu lakukan.
Salam tersebut bisa Kamu lafadzkan ketika memasuki kompleks kuburan, baik secara lisan maupun hanya diucapkan dalam hati. Sama seperti cara doa ziarah kubur ke makam orang tua, Kamu bisa mengucapkannya kapan saja, terutama jika Kamu sedang melewati area kuburan.
Menghadap Kiblat
Setelah menemukan makam keluarga atau orang tua, menghadaplah kiblat untuk mendoakan mereka. Kamu bisa menghadap kiblat setelah membersihkan makam atau menaburkan bunga diatasnya, sebagai pelengkap aktivitas ziarah kubur.
Membacakan Doa untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal
Kemudian Kamu bisa mulai membacakan doa untuk keluarga atau orang tua yang meninggal. Doa ini memiliki riwayat yang jelas, sehingga mengamalkannya menjadi sunnah untuk Kamu. berikut merupakan lafadz dan cara berdoa ketika ziarah kubur ke makam orang tua atau keluarga yang diriwayatkan oleh banyak perawi hadist.
A’udzubillahi minasyaithaanir rajim
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، حَمْدَالنَّاعِمِيْنَ، حَمْدًايُوَافِيْ نِعَمَه وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Bismillaahirrahmaanirrahim, Alhamdullilahi rabbil 'aalamin, hamdassyaakiriin, hamdannaa 'imiin, hamdan yuwaafiini 'amahu wayukaafi u maziidah, yaa robbanaa lakalhamdu kamaa yambaghii lijalaali waj hika wa 'adziimi sultaanik, allahumma shoolli wasalim 'alaa sayyidinaa muhammad wa'alaa alii sayyidinaa muhammad.
Dilanjut dengan:
اَللهُمَّ تَقَبَّلْ وَاَوْصِلْ ثَوَابَ مَاقَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَااسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً اِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِلَى جَمِيْعِ اِخْوَانِه مِنَ الْاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْاَوْلِيَآءِ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَآءِ الْعَالِمِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلاَئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ خُصُوْصًا اِلَى سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلاَنِيِّ
Allahhumma taqabbal wa ausil sawaaba maa qara'naahu minal qur anil 'adziim, wa maa halalnaa wa maa sabbahna wamastaghfarnaa wamaa sholainaa 'alaa sayyidinaa muhammad sallallahu 'alaihi wasallam, hadiyyatan waa silatan, warahmatan naajilatan wa barokatan syaamilatan ilaa hadrati habibinaa wasyafii 'inaa waqurrati a'yuninaa sayyidinaa wamaulanaa muhammadin sallallahu 'alaihi wa sallam, wa ilaa jamii 'i ikhwaanihi minal anbiyaa i walmursaliina wal auliyaa i wassyuhadaa i wassalihiina wassahaabati wattaabi 'iina wal 'ulamaa il 'aalimiina wal mushonnifiinal mukhlisiina wa jami'il mujaa hidiina fii sabiilillahi robbil 'aalamiinn, wal malaaikatil muqarrabina khusuu shan ilaa sayyidinassyai abdil qaadiril zailaanii.
Dilanjut dengan membaca:
ثُمَّ اِلى جَمِيْعِ اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ اْلاَرْضِ اِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا اِلَى آبَآءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَاَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا مَنِ اجْتَمَعْنَاههُنَا بِسَبَبِه وَلِاَجْلِه
Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubur minal muslimiina wal muslimaati wal mu'miniina wal mu'minaati min masyaarikil ardhi ilaa magooribihaa barrihaa wabahrihaa khusuushan ila aabaa inaa wa ummahaa tinaa, wa ajdaadinaa wajaddatinaa wanakhussu khusuushan manijtama'naa hahunaa bisababihi wali ajlihi.
Dilanjutkan dengan membaca:
اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارًاخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلاً خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَاَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَاَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيْرَنَا وَكَبِيْرَنَا وَذَكَرِنَا وَاُنْثَانَا. اَللهُمَّ مَنْ اَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَاَحْيِهِ عَلَى اْلاِسْلاَمِ وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى اْلاِيْمَانِ. اَللهُمَّ لاَتَحْرِمْنَا اَجْرَهُ وَلاَتُضِلَّنَا بَعْدَهُ بِرَحْمَتِكَ يَآاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ :اَلْفَاتِحَةْ
Allahhummaghfirlahu warhamhu wa 'aafihi wa' fu 'anhu wa akrim nujulahu wawassi' mad khalahu waghsil hu bilmaa i wassalji walbardi wanaqqihi minal khatooyaa kamaa yunaqqossaubul abyadu minaddanasi wa abdilhu daarann khoirann min daarihi wa ahlan khoironn min ahlihi wa jauzann khoiron min jauzihi wa ad hilhul jannata wa a 'id hu min 'adzaa bil qobri wa fitnatihi wa min 'adzaa binnaar, allahhumaghfir lihayyinaa wa mayyitinaa wa syaahidinaa wa ghooibina washogiiranaa wa kabiiranaa wadzakiranaa wa an tsaanaa, allahumma man ahyaitahu minnaa fa ahyihi 'alal islami wa man tawaffaitahu minnaa fatawaffahu 'alal iimaan, allahumma laa tahrimnaa azrahu wa laa tudillanaa ba'dahu birahmatika yaa arhamarraahimiin, wal hamdu lillahi rabbil 'aalamiin. Al faatihah.
Yang artinya:
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah penguasa alam semesta, sebagaimana orang-orang yang bersyukur dan orang-orang yang mendapat banyak kenikmatan memuji-Nya. dengan pujian yang sepadan dan nikmat-Nya dan memungkinkan pertambahannya. Wahai Tuhan kami, pujian hanyalah untuk-Mu, sebagaimana yang layak akan kemuliaan Dzat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad junjungan kami dan kepada keluarga beliau.”
“Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala Al-Qur’an yang kami baca, tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami dan shalawat kami kepada Nabi Muhammad SAW sebagai hadiah yang menjadi penyambung, sebagai rahmat yang turun dan sebagai berkah yang menyebar kepada kekasih kami, penolong kami dan buah hati kami, pemuka dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad SAW, juga kepada seluruh kawan-kawan beliau dari kalangan para Nabi dan Rasul, para wali, para syuhada’, orang-orang shalih, para sahabat, para tabi’in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah Tuhan semesta alam, serta para malaikat yang selalu beribadah, khususnya ditujukan kepada Syekh Abdul Qadir Jailani.”
“Kemudian kepada seluruh penghuni kubur dari kalangan orang-orang islam laki-laki dan perempuan, orang mukmin laki-laki dan perempuan, dari belahan bumi timur dan barat, di laut dan di darat, terutama keapda bapak-bapak dan ibu-ibu kami, kakek dan nenek kami, lebih utamakan lagi kepada orang yang menyebabkan kami berkumpul di sini.”
“Wahai Allah, ampunilah, rahmatailah, bebaskanlah dan lepaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya cucilah dia dengan air yang jernih lagi sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan bagaikan baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilan rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkan, serta suami (istri) yang lebih baik dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia kedalam surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnahnya, dan dari siksa api neraka. Wahai Allah berikanlah ampun, kami yang masih hidup dan kami yang telah meninggal dunia, kami yang hadir, kami yang ghoib, kami yang kecil-kecil kami yang dewasa, kami yang pria maupun wanita. Wahai Allah, siapapun yang Engkau hidupkan dari kami, maka hidupkanlah dalam keadaan iman. Wahai Allah janganlah Engkau menghalangi kami, akan pahala beramal kepadanya dan janganlah Engkau menyesatkan kami sepeninggal dia dengan mendapat rahmat-Mu wahai Tuhan lebih belas kasihan. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”
Membaca Dzikir
Selepas Kamu mengetahui cara doa ziarah kubur ke makam orang tua dan melakukannya, lakukan dzikir yang ditujukan untuk orang tua atau keluarga. Dzikir tersebut dapat berupa tasbih, takbir, tahlil, dan surat al-fatihah sebagai penutup.
Kamu juga disarankan membaca surat yasin, karena banyak riwayat yang mengatakan untuk membacakan surat yasin ketika melakukan ziarah kubur. Walaupun hadis yang diriwayatkan kurang sahih, bukan berarti Kamu tidak bisa melakukannya.
Hal yang Dilarang Ketika Ziarah Kubur ke Makam
Dalam Cara doa ziarah kubur ke makam orang tua, tentunya terdapat batasan yang tidak boleh Kamu lakukan ketika ziarah kubur, misalnya tidak duduk dan menginjak makam. Ini sebagai salah satu cara Islam untuk menghormati orang yang sudah meninggal, sehingga mereka yang masih hidup tidak bertindak semena-mena.
Kamu juga tidak diperbolehkan untuk berdoa kepada kuburan, atau meminta mereka mengabulkan doa Kamu. ini termasuk perbuatan syirik, yang akan mendatangkan dosa besar jika dilakukan. Hal-hal yang bersifat berlebihan juga tidak boleh dilakukan, misalnya sholat diatas atau di dekat kuburan.
Cara doa ziarah kubur ke makam orang tua sudah banyak diriwayatkan oleh perawi hadis, jadi ini bukan merupakan perbuatan yang syirik. Beberapa orang melarang melakukan ziarah kubur karena khawatir merusak keimanan ummat, namun jika dilakukan sesuai syariat Islam, ziarah kubur tetap diperbolehkan.
Tanya Jawab Seputar Ziarah Kubur
Membantu menjawab dari banyak pertanyaan seputar ziarah kubur. Berikut dibawah ini:
Apa yang harus dilakukan saat ziarah kubur?
Yang harus dilakukan pada saat ziarah kubur sesuai urutan dari syariat Islam adalah pertama-tama berwudhu terlebih dahulu, mengucapkan salam kepada ahli kubur, mengarahkan badan kearah kiblat dan bacakan doa serta dzikir yang ditutup dengan QS. Al-Fatihah.
Hari apa yang bagus untuk ziarah kubur?
Menurut para ulama hari yang bagus untuk ziarah kubur adalah hari kamis setelah ba’da ashar dan hari jum’at. Namun, pada dasarnya kapanpun dan hari apapun itu, tidak dibatasi untuk melakukan ziarah kubur karena intinya adalah niat dan selalu berserah diri kepada Allah.
Bolehkah org haid ziarah kubur?
Diperbolehkan untuk orang yang sedang haid untuk ziarah kubur, namun hanya sebatas agar dapat mengingatkan mereka pada akhirat. Menurut hadits dari HR Ahmad juga berpendapat tentang wanita yang sedang menangisi anaknya yang berada di dalam kubur. Dalam hal tersebut Nabi SAW tidak melarangnya, akan tetapi hanya sebatas menegur sikapnya yang kurang sabar pada saat ditinggal mati oleh orang yang disayanginya.
Apa yang dilarang dilakukan dalam ziarah kubur?
Seperti yang sudah dibahas berjudul: Hal yang dilarang ketika ziarah kubur ke makam. Hal yang dilarang pada saat ziarah kubur adalah menduduki atau menginjak makam dan berdoa meminta sesuatu kepada kuburan.
Setelah ziarah kubur apakah harus mandi?
Menurut mitos, jawabannya adalah iya, harus mandi dan mengganti baju setelah ziarah kubur selesai. Namun, tidak wajib mandi jika diawali dengan niat yang baik dan baca doa untuk memohon perlindungan kepada Allah sebelum melakukan ziarah kubur serta mengucapkan salam kepada ahli kubur.
Apakah ziarah itu?
Ziarah itu merupakan salah satu praktek yang dilakukan sebagian besar umat beragama yang mempunyai arti moral yang penting. Tujuan dari ziarah ini agar manusia dapat mengingat kembali akan adanya akhirat, mensucikan diri serta meneguhkan iman.
Penutup
Itulah cara doa ziarah kubur ke makam orang tua yang bisa Kamu lakukan sesuai dengan aturan dan syariat Islam. Semoga informasi yang ditulis oleh tim martabattujuh.com ini dapat membantu Kamu, terutama untuk mereka yang hendak berziarah ke makam orang tua dan keluarga dalam waktu dekat.