4 Hukum Bacaan Izhar dalam Tajwid

Hukum bacaan izhar merupakan salah satu aspek penting dalam ilmu tajwid. Izhar adalah pengucapan yang jelas dan nyaring dari huruf nun mati atau tanwin yang diikuti oleh huruf-huruf tertentu.

Tajwid merupakan ilmu yang sangat penting dalam membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Salah satu aspek yang menjadi perhatian dalam tajwid adalah hukum bacaan izhar.

Hukum bacaan izhar

Hukum bacaan izhar mengatur tentang cara pengucapan huruf nun mati atau tanwin yang diikuti oleh huruf-huruf tertentu.

Apa Itu Izhar?

Apa itu izhar

Izhar adalah salah satu hukum dalam ilmu tajwid yang berkaitan dengan cara pengucapan huruf nun mati atau tanwin. Istilah “izhar” berasal dari bahasa Arab yang berarti “memperlihatkan” atau “mengungkapkan dengan jelas”.

Dalam konteks tajwid, izhar mengacu pada pengucapan nun mati atau tanwin yang harus terdengar dengan jelas dan nyaring tanpa adanya penghilangan atau perubahan bunyi.

Ketika seorang pembaca Al-Quran menemui huruf nun mati atau tanwin diikuti oleh huruf-huruf tertentu, ia harus menerapkan hukum izhar.

Huruf Izhar Ada 6 Apa Saja?

Huruf-huruf izhar

Terdapat enam huruf izhar dalam tajwid. Berikut adalah enam huruf izhar:

  1. Huruf Ha (ح)
  2. Huruf Kha (خ)
  3. Huruf Ain (ع)
  4. Huruf Ghain (غ)
  5. Huruf Ha (ه)
  6. Huruf Hamzah (ء)

Ketika huruf nun mati atau tanwin diikuti oleh salah satu dari huruf izhar di atas, pengucapannya harus jelas dan terdengar nyaring.

Dalam hukum izhar, pengucapan nun mati atau tanwin tidak boleh menggunakan bunyi “n” atau “m” yang terdengar, melainkan harus diucapkan dengan huruf-huruf izhar yang sesuai.

Baca juga:  Tak Banyak Tahu, Daftar Dosa yang Tidak Diampuni Allah Walaupun Bertaubat

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam mengenai hukum bacaan izhar dalam tajwid, termasuk izhar halqi, izhar syafawi, izhar wajib (mutlak), dan izhar qamariyah.

Hukum Bacaan Izhar Halqi

Hukum bacaan izhar halqi terjadi ketika huruf nun mati atau tanwin diikuti oleh huruf-huruf tertentu, yaitu huruf alif (ا), ya (ي), wau (و), ha (ه), hamzah (ء), dan ya mati (ى).

Dalam izhar halqi, nun mati atau tanwin tersebut diucapkan dengan jelas dan terdengar sama seperti huruf yang mengikutinya.

Sebagai contoh, jika nun mati atau tanwin diikuti oleh huruf alif, maka pengucapannya harus memperlihatkan bunyi huruf alif dengan jelas.

Hukum Bacaan Izhar Syafawi

Sementara itu, hukum bacaan izhar syafawi terjadi ketika huruf nun mati atau tanwin diikuti oleh huruf-huruf syafawi, yaitu ص, ض, ط, ظ, ل, dan ر.

Dalam izhar syafawi, nun mati atau tanwin tersebut diucapkan dengan jelas dan terdengar seperti huruf “n” atau “m” yang ditambah dengan suara syafawi yang dihasilkan oleh lidah dan langit-langit.

Misalnya, jika nun mati atau tanwin diikuti oleh huruf ر, maka pengucapannya harus menghasilkan bunyi “n” atau “m” yang diikuti dengan suara syafawi yang dihasilkan oleh lidah dan langit-langit.

Hukum Bacaan Izhar Wajib (Mutlak)

Selanjutnya, hukum bacaan izhar wajib (mutlak) berkaitan dengan pengucapan huruf nun mati atau tanwin yang diikuti oleh huruf-huruf izhar, yaitu huruf ب, م, ن, ي, ر, dan و.

Dalam izhar wajib (mutlak), nun mati atau tanwin tersebut harus diucapkan dengan jelas dan terdengar nyaring tanpa penghilangan atau perubahan dalam pengucapannya.

Ini termasuk mengucapkan bunyi “n” atau “m” yang jelas ketika membaca nun mati atau tanwin yang diikuti oleh huruf izhar.

Baca juga:  5 Ayat Alquran tentang Pasangan Hidup dan Jodoh

Hukum Bacaan Izhar Qamariyah

Terakhir, hukum bacaan izhar qamariyah terjadi ketika huruf nun mati atau tanwin diikuti oleh huruf-huruf qamariyah, yaitu غ, خ, ق, ج, ش, ي, لا, dan ه.

Dalam izhar qamariyah, nun mati atau tanwin tersebut tidak boleh diucapkan dengan huruf “n” atau “m” yang terdengar jelas.

Sebaliknya, pengucapannya harus melewati tenggorokan dan menghasilkan bunyi yang mirip dengan huruf qamariyah yang mengikutinya.

Misalnya, jika nun mati atau tanwin diikuti oleh huruf ج, maka pengucapannya harus menghasilkan bunyi “gha”, bukan “na” atau “ma”.

Penerapan hukum bacaan izhar sangat penting dalam membaca Al-Quran dengan benar. Dengan memahami dan menguasai hukum bacaan izhar, seorang pembaca Al-Quran dapat memastikan bahwa pengucapan nun mati atau tanwin sesuai dengan aturan tajwid dan tidak menimbulkan perubahan makna.

Selain itu, hukum bacaan izhar juga membantu menjaga keaslian bacaan Al-Quran dan memastikan bahwa pesan-pesan Allah SWT disampaikan dengan baik.

Contoh-contoh Bacaan Hukum Izhar dalam Al-Quran

Contoh bacaan izhar dalam Al-Quran

Berikut adalah contoh-contoh bacaan yang menerapkan empat hukum izhar dalam Al-Quran:

Izhar Halqi

Surah Al-Baqarah (2:5): “Ulaika ‘ala hudan min rabbihim” (Mereka berada di atas petunjuk dari Tuhan mereka). Di sini, huruf nun (ن) diucapkan dengan jelas ketika diikuti oleh huruf alif (ا) dalam kata “min” dan huruf ya (ي) dalam kata “Rabbihim”.

Izhar Syafawi

Surah Al-Baqarah (2:163): “Wa ma qataluhu yaqina” (Dan mereka tidak membunuhnya dengan pasti). Di ayat ini, huruf nun (ن) diucapkan dengan jelas ketika diikuti oleh huruf ra (ر) dalam kata “qataluhu”.

Izhar Wajib (Mutlak)

Surah Al-Fatihah (1:7): “Ihdina siraatal mustaqim” (Tunjukilah kami jalan yang lurus). Dalam kata “siraatal”, nun mati (ت) diucapkan dengan jelas sesuai dengan hukum izhar wajib.

Baca juga:  Al-Quran Diturunkan Secara Berangsur-Angsur Selama?

Izhar Qamariyah

Surah Al-Qamar (54:17): “Inna adhaba Rabbika lawaqi’ah” (Sungguh, siksaan Rabbmu pasti terjadi). Di sini, nun mati (ت) diucapkan dengan melalui tenggorokan tanpa terdengar bunyi “n” atau “m” yang jelas, sesuai dengan hukum izhar qamariyah.

Contoh-contoh di atas memberikan gambaran tentang penerapan hukum izhar dalam bacaan Al-Quran. Penting bagi pembaca Al-Quran untuk mempelajari dengan baik hukum-hukum tajwid, termasuk hukum bacaan izhar, agar dapat membaca dengan benar dan menghormati keaslian bacaan Al-Quran.

Contoh-contoh bacaan izhar dapat membantu memperjelas konsep ini. Sebagai contoh, jika terdapat kata “مَن” (man), yang artinya “siapa”, dalam membacanya kita harus memperlihatkan bunyi huruf nun (ن) dengan jelas, tanpa ada penutupan suara dalam pengucapannya.

Begitu pula jika terdapat kata “بَيْتٌ” (baytun), yang artinya “rumah”, kita harus mengucapkan nun mati (تٌ) dengan jelas sesuai dengan hukum izhar.

Akhir Kata

Dalam mempelajari hukum bacaan izhar, penting untuk merujuk pada kitab-kitab tajwid yang telah diakui secara luas.

Kitab-kitab ini memberikan penjelasan yang lebih rinci mengenai hukum tajwid, termasuk hukum bacaan izhar.

Selain itu, sebaiknya juga mencari bimbingan dari guru yang berpengalaman dalam tajwid untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

Dalam kesimpulan, hukum bacaan izhar merupakan bagian penting dari ilmu tajwid yang membahas pengucapan nun mati atau tanwin yang diikuti oleh huruf-huruf tertentu.

Dalam izhar halqi, syafawi, wajib (mutlak), dan qamariyah, pengucapan nun mati atau tanwin harus jelas dan sesuai dengan aturan tajwid.

Memahami dan menerapkan hukum bacaan izhar dengan benar membantu memastikan bahwa bacaan Al-Quran kita autentik dan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Semoga pengetahuan ini membantu dalam meningkatkan kualitas bacaan Al-Quran kita.

Check Also

Mad silah tawilah

Mad Silah Tawilah: Pengertian, Hukum, dan Contoh dalam Tajwid

Mad silah tawilah merupakan salah satu hukum bacaan dalam ilmu tajwid yang berkaitan dengan panjang …