Ayat Alquran tentang riya – Riya merupakan perilaku sombong yang sangat tidak disukai oleh Allah, karena manusia hanya makhluk-Nya yang sebenarnya tidak memiliki pengaruh apa-apa. Riya juga menjadi ciri bahwa manusia itu menganggap dirinya lebih baik daripada orang lain, bahkan dari Allah sendiri. Inilah ayat Alquran tentang riya yang menjelaskan balasan terhadap perilaku tercela ini.
Dalil Ayat Alquran tentang Riya
Al-Anfal ayat 47
Ayat Alquran tentang riya yang pertama berasal dari surat Al-Anfal. Surat ini mengandung peringatan kepada umat Islam untuk tidak boleh berbuat riya dan harus melaksanakan berbagai kebaikan di dunia ini tanpa mengharapkan balasan dan ikhlas tanpa maksud terselubung apapun.
وَلَا تَكُوۡنُوۡا كَالَّذِيۡنَ خَرَجُوۡا مِنۡ دِيَارِهِمۡ بَطَرًا وَّرِئَآءَ النَّاسِ وَ يَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِؕ وَاللّٰهُ بِمَا يَعۡمَلُوۡنَ مُحِيۡطٌ
Wa laa takuunuu kallaziina kharajuu min diyaarihim bataranw wa ri'aaa'an naasi wa yasudduuna 'an sabiilil laah; wallaahu bimaa ya'maluuna muhiit.
Arti: Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang (riya) serta menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah meliputi segala yang mereka kerjakan.
Al-Maun ayat 1 – 7
Al-Maun menjadi surat lain yang termasuk ke dalam ayat Alquran tentang riya karena keseluruhan surat ini mengandung ancaman bagi manusia yang berbuat tercela dan golongan orang yang mendustakan agama Islam. Orang riya adalah orang yang termasuk ke dalam golongan tersebut dan perbuatannya sangat dibenci oleh Allah.
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ
Araaitalladzii yukadzdzibu biddiin
Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ
Fa zaalikal lazi yadu'ul-yatiim
Artinya: Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,
وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ
Wa la ya huddu 'alaa ta'amil miskiin
Artinya: dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ
Fa wai lul-lil mu salliin
Artinya: Maka celakalah orang yang salat,
الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ
Al laziina hum 'an salaatihim sahuun
Artinya: (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,
الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ
Al laziina hum yuraa-uun
Artinya: yang berbuat ria,
وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ࣖ
Wa yamna'uunal ma'uun
Artinya: dan enggan (memberikan) bantuan.
Al-Baqarah ayat 264
Ayat Alquran tentang riya yang selanjutnya memberikan informasi kepada muslim bahwa pahala yang kita kumpulkan hingga sekarang bisa hilang begitu saja jika kita berbuat riya dan menyakiti orang lain. Bahkan, Allah pun memberi perumpamaan bahwa orang yang berbuat riya tidak akan menguasai apapun yang mereka usahakan selama ini.
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تُبۡطِلُوۡا صَدَقٰتِكُمۡ بِالۡمَنِّ وَالۡاَذٰىۙ كَالَّذِىۡ يُنۡفِقُ مَالَهٗ رِئَآءَ النَّاسِ وَلَا يُؤۡمِنُ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِؕ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفۡوَانٍ عَلَيۡهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلۡدًا ؕ لَا يَقۡدِرُوۡنَ عَلٰى شَىۡءٍ مِّمَّا كَسَبُوۡا ؕ وَاللّٰهُ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡـكٰفِرِيۡنَ
yaa ayyuhallażiina aamanuu laa tubṭiluu ṣadaqaatikum bil-manni wal-ażaa kallażii yunfiqu maalahuu ri`aa`an-naasi wa laa yu`minu billaahi wal-yaumil-aakhir, fa maṡaluhuu kamaṡali ṣafwaanin ‘alaihi turaabun fa aṣaabahuu waabilun fa tarakahuu ṣaldaa, laa yaqdiruuna ‘alaa syai`im mimmaa kasabuu, wallaahu laa yahdil-qaumal-kaafiriin
Arti: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
An-Nisa ayat 38
Bahaya melakukan perilaku riya juga dibahas di ayat Alquran tentang riya terlebih pada surat An-Nisa. Mereka yang melakukan riya diibaratkan mengambil setan sebagai temannya, dan perumpamaan ini bisa dibilang sangat tercela karena setan adalah sosok yang perbuatannya begitu buruk dan bisa menyeret kita kepada jurang neraka.
وَالَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ اَمۡوَالَهُمۡ رِئَآءَ النَّاسِ وَلَا يُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَلَا بِالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِؕ وَمَنۡ يَّكُنِ الشَّيۡطٰنُ لَهٗ قَرِيۡنًا فَسَآءَ قَرِيۡنًا
Wallaziina yunfiquuna amwaalahum ri'aaa'an naasi wa laa yu'minuuna billaahi wa laa bil Yawmil Aakhir; wa mai yakunish shaitaanu lahuu qariinan fasaaa'a qariinaa.
Arti: “Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barang siapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.”
An-Nisa ayat 142
Ayat Alquran tentang riya yang terakhir juga dibahas di surat An-Nisa lagi. Orang yang riya adalah orang yang bisa dibilang menipu Allah sehingga nantinya mereka akan mendapatkan balasan yang sangat besar atas perbuatan tersebut. Allah sangat membenci mereka yang tidak pernah melakukan kewajiban dari Allah dengan sungguh-sungguh dan hanya mencari validasi manusia lain saja.
اِنَّ الۡمُنٰفِقِيۡنَ يُخٰدِعُوۡنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُوْهُمۡ ۚ وَاِذَا قَامُوۡۤا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوۡا كُسَالٰى ۙ يُرَآءُوۡنَ النَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُوۡنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيۡلًا
Innal munaafiqiina yukhaadi'uunal laaha wa huwa khaadi'uhum wa izaa qoomuuu ilas Salaati qoomuu kusaalaa yuraaa'uunan naasa wa laa yazkuruunal laaha illaa qaliilaa.
Arti: “Sesungguhnya orang-orang yang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan sholat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”
Pandangan Ahli Agama Islam terhadap Riya
Ahli agama Islam sudah berulang kali membahas mengenai riya, dan menganjurkan umat muslim untuk menghindari perilaku ini. Inilah pandangan ahli Islam terhadap riya.
Imam Habib Abdullah Haddad
Beliau menyatakan bahwa riya merupakan perilaku yang cukup buruk, karena seseorang akan meminta untuk dihormati dan memperoleh kedudukan tinggi. Namun, mereka hanya melakukan kewajiban sehari-hari bukan untuk ditujukan agar memperoleh tempat di akhirat dan hanya meminta pujian orang saja.
Imam Al-Ghazali
Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa riya ini mencari kedudukan pada hati manusia. Melakukan riya berarti memperlihatkan kepada orang lain tentang hal-hal kebaikan namun kegiatan tersebut hanya akan berujung pada dosa yang semakin besar.
Itulah beberapa ayat Alquran tentang riya dan pendapat para ahli agama mengenai kegiatan ini. Sudah tidak bisa dipungkiri lagi, riya memang perbuatan terkutuk yang bisa diidentikkan dengan kesyirikan sehingga Allah pasti tidak akan memberi pengampunan kepada mereka yang selalu melakukannya.